Press Release
Aliansi Mahasiswa Soloraya
“Duka kemanusiaan Dalam Pemilu Serentak 2019”
Departemen Kajian Aksi dan Strategis (KASTRAT)
DEMA FEBI IAIN Surakarta
Hidup Mahasiswa Indonesia!
Hidup Rakyat Indonesia!
Surakarta – Senin 20 Mei 2019, Aliansi Mahasiswa Soloraya menggelar Aksi Duka Kemanusiaan Dalam Pemilu Serentak 2019. Aksi tersebut kurang lebih mendatangkan 100 mahasiswa yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi kampus di solo yang diantaranya DEMA FEBI IAIN Surakarta, BEM UNS, KAMMI Soloraya, BEM FMIPA, BEM FP, BEM FKIP, BEM FISIP, BEM FT, BEM FIB, GUS DURIAN, dan IIM.
Masa aksi ini dimulai pada pukul 13.30 – 15.30 WIB bertempat di Perempatan Banjarsari yang kemudian berakhir di KPUD Surakarta yang beralamat di JL. Kahuripan Utara No. 23 Sumber, Banjarsari, yang bertujuan untuk menyampaikan orasi dari masing-masing perwakilan organisasi kepada pimpinan KPUD Surakarta terkait keresahan mengenai kasus meninggalnya ratusan Petugas Pemilu 2019 yang terdiri dari Petugas KPPS, Pengawas Pemilu, dan Pihak Keamanan. Fenomena ini adalah kejadian yang luar biasa dalam tragedi kemanusiaan, kasus ini pun tidak bisa dianggap remeh dan sudah seharusnya Negara sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk dapat menjaminn hak hidup warga negaranya.
Kegiatan aksi kali ini tidak hanya sekedar penyampaian orasi kepada KPUD Surakarta lalu selesai dengan begitu saja, akan tetapi aksi ini juga menyelenggarakan Upacara pengibaran bendera ½ tiang yang diiringi dengan Lagu Kebangsaan Indonesia dilanjut dengan Lagu Mengheningkan Cipta, Lagu Gugur Bunga, dan Lagu Mars Mahasiswa. Selain itu mahasiswa yang ikut terjun dalam aksi juga melakukan rangkaian sholat ghoib dan doa bersama untuk para pahlawan demokrasi yang telah meninggal dunia dan pahlawan demokrasi yang sedang menderita sakit serta membuat pocong-pocongan yang dibawa dengan keranda yang dibuat dengan batang bambu dan penyebaran bunga sebagai wujud simbolik atas ratusan Petugas Pemilu yang meninggal dunia.
Setelah itu juga terdapat penyampaian sikap mahasiswa yang diwakilkan oleh Faith Silmi selaku ketua BEM UNS yang isinya : pertama turut berduka atas gugurnya penyelenggara pemilu serentak 2019, kedua mendesak pemerintah segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang independen bersama masyarakat sipil dengan melibatkan berbagai pihak, baik dari kalangan medis maupun tokoh masyarakat untuk menulusuri penyebab dari kematian ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), ketiga menuntut pemerintah dan penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu dan DKPP) mengevaluasi pelaksanaan pemilu serentak 2019 dengan terbuka dan independen dan keempat mengajak kedua belah kubu peserta pemilu berhenti memanfaatkan kamanusiaan untuk kepentingan politik praktis dan elektoral semata.
Mengeai penyampaian empat sikap diatas yang pengungkapannya langsung didepan Ketua KPUD Surakarta, Ketua KPUD Surakarta menanggapi bahwa natinya kajian tersebut akan di tindak lanjuti..
(Indah Puji Lestari)